Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan saat menerima penghargaan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu, 11/01/2017. (Photo : Paruhum) |
Catatan Ekstens - Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bandung Cibeunying kembali menerima penghargaan Menteri Keuangan (Menkeu) Republik Indonesia Sri Mulyani Indrawati di Jakarta, Rabu (11/01/2017). Penghargaan tersebut diraih karena keberhasilan KPP Pratama Bandung Cibeunying dalam mencapai target penerimaan pajak tahun 2016.
Baca juga : KPP Pratama Bandung Cibeunying Terima Penghargaan dari Menkeu
Berdasarkan data monitoring penerimaan pajak per tanggal 10/01/2017, KPP Pratama Bandung Cibeunying berhasil merealisasikan penerimaan pajak 2016 sebesar Rp 3,685 triliun atau sekitar 111,36% dari target yang ditetapkan sebesar Rp 3,309 triliun. Total penerimaan pajak tersebut tumbuh sekitar 60% dari total penerimaan tahun sebelumnya. Tercatat, sejak 2012 hingga 2016, realisasi penerimaan pajak KPP Pratama Bandung Cibeunying meningkat sekitar 2,5 kali lipat.
Secara khusus, Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying Andi Setiawan menyampaikan apresiasi kepada para pegawainya melalui aplikasi messenger.
"Terimakasih dan apresiasi untuk seluruh teman-teman Crew KPP 423 atas dedikasi, ikhtiar, kerja keras dan kerja cerdasnya selama tahun 2016. Saya sampaikan apresiasi dan penghargaan dari Menkeu Bu Sri Mulyani untuk teman-teman semua.. Semoga Allah Swt memberkahi kita sekalian... Aamiiin." ujarnya dalam pesan tersebut.
Foto bersama Menkeu dan Dirjen Pajak (Photo : Paruhum) |
Selain KPP Pratama Bandung Cibeunying, ada 51 KPP lainnya yang menerima penghargaan. Berikut daftar 52 KPP yang menerima penghargaan dari Menkeu.
- KPP Pratama Kudus
- KPP Pratama Surabaya Mulyorejo
- KPP Pratama Jakarta Pluit
- KPP Pratama Bandung Bojonagara
- KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Dua
- KPP Pratama Jakarta Tamansari Satu
- KPP Pratama Surabaya Tegalsari
- KPP Pratama Jakarta Tambora
- KPP Pratama Malang Selatan
- KPP Pratama Medan Polonia
- KPP Pratama Surabaya Karangpilang
- KPP Pratama Medan Kota
- KPP Pratama Bandung Tegallega
- KPP Pratama Surabaya Gubeng
- KPP Pratama Kediri
- KPP Pratama Jakarta Sawah Besar Dua
- KPP Pratama Surabaya Sukomanunggal
- KPP Pratama Medan Timur
- KPP Pratama Jakarta Tamansari Dua
- KPP Pratama Sidoarjo Selatan
- KPP Pratama Jakarta Kembangan
- KPP Pratama Lamongan
- KPP Pratama Surabaya Genteng
- KPP Pratama Surabaya Simokerto
- KPP Pratama Jakarta Kebayoran Lama
- KPP Pratama Jakarta Kalideres
- KPP Pratama Jakarta Sawah Besar
- KPP Pratama Jakarta Grogol Petamburan
- KPP Pratama Medan Petisah
- KPP Pratama Kosambi
- KPP Pratama Jakarta Gambir Tiga
- KPP Pratama Cimahi
- KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading
- KPP Pratama Surabaya Pabean Cantikan
- KPP Pratama Bandung Cibeunying
- KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Empat
- KPP Pratama Jakarta Pesanggrahan
- KPP Pratama Jakarta Cengkareng
- KPP Pratama Sidoarjo Utara
- KPP Pratama Jakarta Pancoran
- KPP Pratama Jakarta Menteng Dua
- KPP Pratama Jakarta Pademangan
- KPP Wajib Pajak Besar Tiga
- KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Tiga
- KPP Pratama Jakarta Palmerah
- KPP Pratama Barabai
- KPP Pratama Semarang Tengah Satu
- KPP Pratama Jakarta Kebayoran Baru Dua
- KPP Pratama Jakarta Cilandak
- KPP Pratama Jakarta Kebon Jeruk Satu
- KPP Pratama Jakarta Setiabudi Dua
- KPP Pratama Bandung Karees
Lebih lanjut, Andi menyampaikan arahan-arahan Menkeu Sri Mulyani. Menurutnya, Kementerian Keuangan telah menutup tahun 2016 dengan baik, "kita telah menutup tahun 2016 dengan baik, dalam arti kita tutup Tahun Anggaran 2016 dengan tanpa menimbulkan "kehebohan" dalam perekonomian, dimana defisit APBN dapat terjaga dalam batas yang aman yaitu sekitar 2,4% dari PDB".
Selanjutnya, Menkeu mengapresiasi dan memberikan ucapan terima kasih kepada seluruh jajaran DJP atas kerja keras dan dedikasinya dalam berikhtiar untuk mengamankan dan mencapai target peneriman pajak di tahun 2016.
Memasuki tahun 2017 yang penuh tantangan, Menkeu sangat berharap agar tetap melanjutkan kerja keras yang selama ini telah dilakukan, namun harus dilengkapi dengan kerja cerdas. Menkeu menyoroti tax ratio yang masih rendah.
"Tax Ratio yang masih rendah adalah tantangan utama kita dalam 3 tahun ke depan. Bila diperkirakan bahwa Nilai PDB pada tahun 2017 itu sebesar Rp 13.620 triliun, dan anggap saja penerimaan pajak sebesar 10%-nya dari PDB, maka jika dibandingkan dengan negara lain, angka 10% Tax Ratio itu masih sangat kecil", ujar Menkeu yang telah berkunjung ke banyak negara itu.
Menkeu berharap agar tax ratio dapat dicapai sebesar 15% dalam 3 tahun kedepan. "Merupakan hal yang fenomenal bila dalam waktu 3 tahun Tax Ratio kita melompat menjadi 15%. Hal ini sempat diragukan oleh IMF dan Bank Dunia. Namun kita harus buktikan bisa, untuk itu Menkeu meminta agar mengexplore dengan seksama total PDB dan identifikasi beberapa sektor dan pelaku bisnis yang taxable dan berapa yang non taxable, sehingga dapat diidentifikasi dengan lebih cermat subjek dan objek pajaknya."
Oleh karenanya, Kemenkeu dan DJP harus melakukan evaluasi dan membuat rencana kerja yang lebih kredibel dan akuntabel.
0 komentar:
Post a Comment
Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu. Pemilik blog berhak untuk memuat, tidak memuat, mengedit, dan/atau menghapus comment yang disampaikan oleh pembaca. Anda disarankan untuk memahami persyaratan yang ditetapkan pemilik blog ini. Jika tidak menyetujuinya, Anda disarankan untuk tidak menggunakan situs ini. Cek "disclaimer" untuk selengkapnya