TGTC 2014: Sosialisasi Perpajakan itu membosankan?

Selama ini ada anggapan bahwa sosialisasi perpajakan identik dengan acara yang serius dan membosankan. Lain halnya dengan acara Tax Goes To Campus 2014 (TGTC 2014) yang diselenggarakan oleh KPP Pratama Bandung Cibeunying bekerjasama dengan Universitas Widyatama. Acara yang digelar di aula lantai 4 gedung rektorat Universitas Widyatama, Jl. Cikutra 204 A Bandung, 10 November 2014 yang lalu, menampilkan sesuatu yang berbeda dari yang biasanya. Acara ini menawarkan cara yang lebih menyenangkan untuk belajar mengenal pajak.


Dengan mengusung tema “Yang Muda Ngerti Pajak, Yang Muda Peduli Pajak”, acara ini menargetkan para mahasiswa yang merupakan calon wajib pajak potensial masa depan. TGTC 2014 mengajak peserta yang berasal  dari mahasiswa Universitas Widyatama selaku tuan rumah, dan beberapa perwakilan dari universitas/Perguruan Tinggi lainnya disekitar Bandung diantaranya Universitas Islam Bandung (Unisba), Politeknik Negeri Bandung (Polban), dan STIE Ekuitas Bandung untuk lebih mengerti dan peduli pajak melalui cara yang menyenangkan.

Empat Penari Rampak Kendang

Acara dimulai dengan masuknya 4 orang penari rampak kendang sebagai upaya pelestarian kesenian lokal Jawa Barat. Dilanjutkan dengan menyanyikan  lagu wajib “tanah airku” ciptaan Ibu Sud yang dibawakan Ale menambah syahdu suasana. Lantas pemandu acara Sony Bastian dan Adel mempersilahkan para peserta untuk berdiri dan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Terlihat para peserta dan undangan sangat khusuk dan penuh penghayatan menyanyikannya.

MC : Sony Bastian dan Adel
Hadirin berdiri menyanyikan lagu Indonesia Raya 
Setelah pembacaan doa yang dipimpin oleh Kasi Pengawasan dan Konsultasi II, M. Haris, acara selanjutnya adalah sambutan ketua panitia, Widi Widodo "Kegiatan ini pada dasarnya bertujuan untuk mendekatkan pajak kepada mahasiswa, agar mahasiswa menjadi generasi muda yang ngerti dan peduli pajak, sebagaimana tema Tax Goes to Campus kali ini ‘Yang Muda Ngerti Pajak, Yang Muda Peduli Pajak’.” tutur Kepala Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV KPP Pratama Bandung Cibeunying ini.

Sesi pembukaan
Sambutan kedua disampaikan Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying. “Pajak saat ini menjadi penyumbang mayoritas pada penerimaan negara dalam APBN. Jika APBN kita diibaratkan sebagai planet bumi, konon katanya 2/3 planet bumi ini diisi oleh air. Demikian juga bila diibaratkan dengan tubuh manusia, 2/3 adalah air. Nah, peranan pajak bagi APBN adalah seperti air pada planet Bumi ataupun pada tubuh manusia. Tanpanya, tidak akan berjalan kehidupan ini. Oleh kerana itu sudah selayaknya di balik usaha pemerintah untuk terus melakukan perbaikan dalam pengelolaannya, masyarakat, terutama kalangan generasi muda juga harus berperan aktif untuk memberikan kepeduliannya terhadap pembangunan bangsa melalui pajak” Tutur Kepala KPP Pratama Bandung Cibeunying, Andi setiawan dalam sambutannya.

Lebih lanjut, beliau juga menyampaikan cerita tentang Novelis Laskar Pelangi, Andrea Hirata, yang bangga mempunyai NPWP. Menurut Andrea Hirata membayar pajak dan melaporkan SPT Tahunan merupakan cara terbaik untuk menjadi Pahlawan Negara, patriotisme termudah adalah dengan membayar pajak.

Rektor Universitas Widyatama, Dr. Islahuzzaman, S.E., M.Si., Ak, CA, dalam sambutannya juga menyampaikan bahwa manfaat pajak sudah kita nikmati bahkan sejak lahir sampai meninggal, kita pasti menikmati manfaat pajak. Meskipun bila dilihat dari sisi duniawi, penghasilan kita berkurang karena harus membayar pajak, namun pada hakikatnya, pajak adalah tabungan akhirat.  Penghasilan yang kita bayarkan melalui pajak, akan menjadi sumber pembiayaan bagi Negara untuk pembangunan. Semua orang ikut menikmati hasilnya, dan akan menjadi pahala bagi kita kelak.

Lebih lanjut beliau menjelaskan bahwa tahun 1981, APBN kita sebagian besar sumber pendapatan  dari Minyak Bumi. Orang Amerika sudah mengingatkan bahwa minyak bumi kita tinggal 50 tahun lagi. Sekarang sudah semakin menipis cadangan Minyak Bumi Negara kita.  Penerimaan APBN dari minyak bumi pun sudah semakin sedikit. Maka Pajaklah yang menopang APBN kita lebih dari 70% menjadikannya sangat penting bagi kepentingan bangsa. Negara ini akan bangkrut kalau pajak tidak efektif.

Acara dilanjutkan dengan paparan tentang Pajak yang disampaikan oleh Soleh Yulianto (Account Representative). Dalam paparan disampaikan hal-hal terkait hak  dan kewajiban perpajakan Wajib Pajak dimulai dengan membuat NPWP, menghitung, menyetorkan dan melaporkan pajak.

Paparan Pemateri : Soleh Yulianto

Acara yang berlangsung dengan peringatan hari pahlawan ini terdiri dari berbagai agenda. Salah satunya adalah Foto Selfi dengan tema Proud To Be Tax Payers. Di sini peserta yang terdiri dari mahasiswa, membuat foto diri dengan pesan yang mengajak masyarakat peduli pajak atau menunjukkan manfaat pajak bagi pembangunan dengan tagar #proudtobetaxpayers.


beberapa kicauan peserta di ajang lomba foto selfie #proudtobetaxpayers.

Rangkaian acara lainnya yang adalah Kuis Cerdas Cermat tingkat Mahasiswa.  Acara ini diikuti oleh 5 Group mahasiswa. Setiap group dari masing-masing universitas diwakili oleh 2 orang peserta.

Games lainnya adalah melalui pertanyaan langsung apa yang dipaparkan oleh pemateri. Setiap peserta yang berhasil menjawab dengan benar diberikan hadiah. Kedua games ini bertujuan untuk melihat seberapa jauh pengetahuan mahasiswa tentang pajak secara umum.


Secara Keseluruhan, TGTC 2014, yang dihadiri pula oleh beberapa Kepala Bidang Kanwil DJP Jawa Barat I dan Kepala KPP Se-Bandung Raya ini berjalan sangat meriah dan sukses. Tidak ada jarak antara panitia yang notabene fiskus dangan peserta, yang merupakan calon wajib pajak masa depan, semua larut dalam suka cita dan kemeriahan acara tanpa mengurangi esensi dari misi sosialisasi perpajakan itu sendiri.

Jadi siapa bilang acara sosialisasi perpajakan itu membosankan?

About Catatan Ekstens

Catatan Ekstens adalah blog pajak yang menjadi media kami dalam memperbarui pengetahuan perpajakan. Anggap saja setiap postingan pada blog ini sebagai catatan kami. Selengkapnya bisa cek "About" di bagian atas blog ini.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Post a Comment

Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu. Pemilik blog berhak untuk memuat, tidak memuat, mengedit, dan/atau menghapus comment yang disampaikan oleh pembaca. Anda disarankan untuk memahami persyaratan yang ditetapkan pemilik blog ini. Jika tidak menyetujuinya, Anda disarankan untuk tidak menggunakan situs ini. Cek "disclaimer" untuk selengkapnya