Fungsi Manajemen (google) |
Dalam ilmu manajemen dikenal fungsi-fungsi manajemen.
Fungsi-fungsi manajemen ini jika kita terapkan pada suatu organisasi, maka
tujuan dari organisasi tersebut akan mudah tercapai. Sehubungan dengan kondisi
yang ada di KPP Pratama Bandung Cibeunying, khususnya Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan. Maka disini penulis akan memberikan gambaran mengenai penerapan
fungsi-fungsi manajemen dalam membangun seksi ekstensifikasi perpajakan agar
menjadi seksi yang super. Fungsi-fungsi manajemen tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Perencanaan
(Planning)
a. Perencanaan Lokasi
Dilihat dari segi
lokasi, seksi ekstens terletak
di lantai 3 (tiga). Dari frekuensi jumlah wajib pajak yang datang, seksi ekstens termasuk seksi yang sering didatangi oleh wajib pajak. Dari yang datang itu
kebanyakan mengeluh mengenai lokasi yang terlalu jauh di lantai 3 (tiga). Bisa
kita bayangkan jika ada wajib pajak yang berencana datang untuk protes atau
marah atas surat himbauan dan lokasi seksi ekstens ada di lantai 3 (tiga). Sudah
dipastikan wajib pajak akan marah besar. Dari kondisi inilah perkiraan lokasi
terbaik seksi ekstens ada di lantai 1 (satu). Mungkin bisa bertukar tempat
dengan lokasi di seksi PDI yang frekuensi untuk didatangi wajib pajak lebih
rendah.
b. Kebutuhan Bahan
Dilihat dari jumlah produksi yang dihasilkan dari seksi ekstens, seksi
ekstens dituntut untuk menghasilkan produk dengan cepat. Kondisi pertama yang
menuntut agar produksi dilakukan dengan cepat adalah seksi ekstens berhubungan
langsung dengan wajib pajak. Misalnya ada wajib pajak yang setelah kita
konfirmasi untuk verifikasi lapangan, ternyata ada waktunya hanya hari ini.
Otomatis secara kedinasan, petugas ekstens membutuhkan payung hukum berupa surat
tugas. Yang tejadi di seksi ekstens adalah ketika suatu saat tinta printer itu
habis, persediaan tinta printer ini tidak ada. Yang terjadi adalah petugas
ekstens disibukkan dengen menghubungi service centre dari tinta tersebut
agar diisi ulang. Proses isi ulang tersebut juga tidak saat itu juga selalu
dipenuhi. Bisa besok atau lusa baru tersedia tinta baru. Atas kejadian
tersebut, maka seharusnya seksi ekstens tidak disibukkan dengan kegiatan
tersebut, lebih tepatnya kegiatan tersebut dilakukan oleh bagian umum. Bagian umum
harus dapat memprediksi kebutuhan ATK per seksi per bulan atau per periode, sehingga tidak mengganggu aktivitas seksi lain dalam melakukan tugasnya.
c. Perencanaan Fasilitas
Fasilitas yang
tersedia di seksi ekstens cukup memadai. Setiap pelaksana sudah disediakan
dengan seperangkat komputer, meja, printer dan jaringan yang sudah siap. Akan
tetapi, yang terjadi di seksi ekstens adalah sering terjadinya serangan virus
yang menyebabkan file-file di komputer itu rusak. Alhasil pekerjaan pun akan
terganggu.
Atas kejadian ini
seharusnya dari Kantor Pusat sudah menyediakan fasilitas yang benar-benar siap
pakai. Hal ini dikarenakan setiap adanya pengadaan komputer, selalu tidak
disertai dengan antivirus. Sehingga para pegawai disibukkan dengan menginstall
antivirus bajakan dan update
antivirus tersebut. Untuk meng-update
antivirus tersebut diperlukan koneksi internet, sedangkan koneksi internet ini
tidak terdapat di setiap unit komputer. Untuk level institusi pemerintah
sebesar Direktorat Jenderal Pajak, seharusnya sudah ada perjanjian kerjasama
dengan developer antivirus resmi untuk jangka waktu tertentu guna menunjang
efektivitas pekerjaan.
Selain itu di ruang
wajib pajak tidak terdapat poster atau banner tentang pajak (khususnya tentang
kegiatan ekstensifikasi), bunga untuk penghias ruangan, cermin serta kursi yang
tidak nyaman untuk diduduki wajib pajak.
d. Perencanaan Tata Letak
Seksi ekstens untuk
tahun 2014, terdapat program baru yaitu triple
one. Dimana dalam kegiatan tersebut diperlukan suatu rungan yang tidak
terganggu oleh aktivitas di sekitarnya. Sehingga perlu dibuat ruangan khusus
yang tidak tidak terganggu (suara berisik) dari aktivitas di sekitarnya.
Selain itu, ruang
untuk wajib pajak juga belum disiapkan
dengan baik. Seharusnya ruangan wajib pajak itu terpisah oleh sekat atau
pembatas tertentu. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada wajib pajak yang dengan
leluasa masuk ke ruangan kerja pegawai.
2. Pengorganisasian
(Organizing)
Pengorganisasian di seksi ekstens sudah bagus. Selama
penulis bekerja di seksi ekstens, baru periode kali ini (Kepala Seksi Casmana
Disastra) dilakukan pembagian divisi. Hal ini ditujukan agar tujuan dapat
tercapai dengan cepat dengan membaginya ke masing-masing pelaksanya yang ada.
Dalam mencapai tujuan seksi ekstens yaitu IKU, maka dari pelaksana-pelaksana
ekstens dibagi-bagi tugasnya sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Ada yang
lebih sering di ruangan dan ada pula yang sering di luar lapangan. Setiap
kegiatan tersebut mempunyai andil besar terhadap tercapainya IKU ekstens. Karena
tidak mungkin seluruh pegawai ekstens di lapangan atau di ruangan semua.
3. Pengarahan
(Actuating)
Pengarahan yang dilakukan oleh Bapak Casmana Disastra
selaku Kepala Seksi Ekstens dilakukan secara terus menerus. Dalam melakukan
pengarahan, disini kepala seksi juga sering meminta feedback atas arahan yang sudah diberikan. Dalam ilmu manajemen, feedback ini penting untuk mengetahui
apakah arahan yang sudah diberikan kepada para pelaksananya sudah disampaikan
dengan baik, tepat sasaran dan dapat diterapkan dengan baik. Sehingga dari feedback ini, seorang kepala seksi dapat
mengambil keputusan yang dianggap penting guna membangun tim ekstens yang lebih
solid.
4. Pengawasan
(Controlling)
Penerapan fungsi ini seharusnya
dilakukan tidak hanya pada saat proses kegiatan
itu dimulai, namun jauh sebelum proses kegiatan tersebut
dilakukan, pengawasan sudah harus dilakukan seperti saat pemilihan pelaksana eksten. Yang terjadi adalah pada saat ada mutasi pelaksana,
seksi ekstens selalu diberikan sisa-sisa. Padahal pelaksana seksi ekstens dituntut untuk selalu aktif bekerja, kreatif dan penuh inovasi dalam melakukan
kegiatannya baik itu di dalam ruangan ataupun di luar ruangan. Dari awal pengawasan
yang baik ini, tujuan seksi ekstens untuk tercapainya IKU dapat dicapai dengan
lebih baik.
Selain itu dalam proses
kegiatan sampai dengan akhir kegiatan, seharusnya dilakukan evaluasi yang
menyeluruh agar dari evaluasi ini dapat menjadi perbaikan terus menerus untuk
seksi ekstens agar menjadi seksi ekstens yang super.
Menurut saya tulisan ini bagus sebagai impelementasi dari teori ke dalam praktek/kenyataan dan bisa menjadi acuan dalam melangkah untuk mencapai tujuan dari suatu organisasi (luar biasa, di kupas secara akademik)
ReplyDeleteSalam super :)
ReplyDelete