Laporan Keuangan |
Manajemen termotivasi untuk memperlihatkan kinerja yang baik dalam menghasilkan nilai atau keuntungan maksimal bagi perusahaan sehingga manajemen cenderung memilih dan menerapkan metode akuntansi yang dapat memberikan informasi laba yang lebih baik.
Pihak lain yang berkepentingan dalam laporan keuangan selain pihak manajemen dan calon investor adalah;
- Para pemegang saham atau pemilik perusahaan, dengan menganalisis laporan keuangan mereka dapat menilai berhasil atau tidaknya manajemen dalam mengelola perusahaan;
- Otoritas pajak, informasi ini sangat berguna untuk tujuan pajak;
- Perbankan atau kreditor sebagai pemberi pinjaman;
- Bursa efek yang merupakan salah satu institusi penting yang beroperasi dalam memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional dimana para investor memerlukan informasi laporan keuangan perusahaan terbuka yang diterbitkan;
- Karyawan yang sumber penghasilan mereka bergantung pada perusahaan yang bersangkutan.
Perusahaan merupakan organisasi yang terdiri dari banyak pihak. Pihak-pihak ini terhimpun dalam suatu organisasi yang berusaha untuk mengkolaborasikan semua sumber daya yang ada untuk tujuan yang telah ditetapkan. Pencapaian tujuan ini merupakan hal yang krusial bagi perusahaan, karena proses pencapaiannya harus dilakukan secara efektif dan efisien. Strategi perusahaan untuk mencapai tujuannya harus tepat, mengingat bisa jadi proses pencapaiannya melibatkan banyak pihak dalam organisasi. Hubungan para pihak dalam organisasi yang melibatkan investor dengan manajemen dikenal sebagai teori keagenan.
Menurut Anthony dan Govindarajan (2005), teori keagenan adalah hubungan atau kontrak antara principal dan agent. Prinsip utama teori ini menyatakan adanya hubungan kerja antara pemberi wewenang (principal) yaitu investor/pemegang saham dengan penerima wewenang (agent) yaitu manajer.
Setiap individu semata-mata termotivasi oleh kepentingan dirinya sendiri sehingga dapat menimbulkan konflik kepentingan antara kedua pihak. Hubungan antara principal dan agent dapat mengarah pada kondisi ketidakseimbangan informasi karena agent berada pada posisi yang memiliki informasi yang lebih banyak tentang perusahaan dibandingkan dengan principal.
Dengan asumsi bahwa individu-individu tersebut bertindak untuk memaksimalkan kepentingan diri sendiri, maka dengan ketidakseimbangan informasi yang dimilikinya akan mendorong agent untuk menyembunyikan beberapa informasi yang tidak diketahui oleh principal. Dalam kondisi tersebut, agent dapat mempengaruhi angka-angka akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan.
Pendeteksian kecurangan laporan keuangan saat ini menjadi isu panas. Dengan melihat kerugian pada perusahaan-perusahaan besar, kasus kecurangan ini telah banyak berkurang tapi belum benar-benar berhenti. Para pemegang saham dan banyak stakeholders lainnya membutuhkan informasi yang terjamin atas Laporan Keuangan yang diterbitkan oleh suatu perusahaan untuk kepentingan pengambilan keputusan atau hal-hal lain. Laporan Keuangan yang termanipulasi dapat menyebabkan kesalahan pengambilan keputusan atau pembuatan kebijakan baru. Oleh karena itu, mendeteksi dini kecurangan pada Laporan Keuangan menjadi hal yang sangat penting.
Analisis rasio yang dipercobakan oleh Messod Daniel Beneish, Ph.D dari Fakultas Keuangan Universitas Indiana di Bloomington menunjukan harapan bagus dalam mengidentifikasi kemungkinan kecurangan dan membantu para CFE (Certified Fraud Examiners) untuk mendeteksi tanda-tanda manipulasi. Dari tiga jenis kecurangan internal di dalam perusahaan, kecurangan terhadap laporan keuangan (Fraudulent Statements) menyebabkan kerugian terbesar dalam perusahaan. Oleh karena itu, meskipun terjadi penurunan kerugian yang signifikan, potensi kerugian dari fraud atas Laporan Keuangan yang ada tidaklah berkurang.
Auditor dan CFE dapat menggunakan penemuan yang dipublikasi oleh Messod Daniel Beneish, Ph.D untuk membantu PSAK (Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan) agar audit yang dilakukan hasilnya terjamin sehingga laporan keuangan akan terbebas dari kesalahan material. Dengan adanya analisis rasio ini, para CFE dapat memfokuskan ruang lingkup pemeriksaan atas dugaan suatu kecurangan sehingga proses fraud examining menjadi lebih efisien.
Berikut adalah rasio-rasio yang dapat membantu pendeteksian dini potensi kecurangan di dalam laporan keuangan.
• Rasio Pertumbuhan Penjualan (Sales Growth Index)
• Rasio Laba Kotor (Gross Margin Index)
Jika rasio tersebut melebihi nilai 1, maka laba kotor dari perusahaan tersebut telah memburuk. Akibatnya, manajemen perusahaan akan termotivasi untuk menunjukan angka yang lebih baik dan bisa berbuat curang. Semakin tinggi angka rasio, maka semakin dicurigai adanya manipulasi di dalam perusahaan tersebut.
Jika rasionya melebihi nilai 1, maka perusahaan tersebut berpotensial memiliki nominal Beban Ditangguhkan yang besar atas upayanya untuk menaikan laba bersih perusahaan.
Piutang dan Penjualan biasanya memiliki tren yang konsisten, karena jika nilai piutang naik maka pendapatan dari penjualan pun pasti naik. Atas dasar tersebut, rasio ini dapat memberikan false signal apabila perusahaan tersebut sedang memberikan fasilitas kredit yang legal terhadap pelanggannya.
Jika penjualan meningkat lebih cepat daripada beban maka harus ada penjelasan kewajaran atas hal tersebut, jika tidak maka ada indikasi terdapat laba yang overstated.
(Widi Widodo)
- Anthony dan Govindarajan. 2005. “Management Control System”, Edisi 11, penerjemah: F.X. Kurniawan Tjakrawala, dan Krista. Penerbit Salemba Empat, Buku 2, Jakarta.
- Cynthia Harrington. 2005. “Analysis Ratios for Detecting Financial Statement Fraud”.
0 komentar:
Post a Comment
Setiap komentar akan ditinjau terlebih dahulu. Pemilik blog berhak untuk memuat, tidak memuat, mengedit, dan/atau menghapus comment yang disampaikan oleh pembaca. Anda disarankan untuk memahami persyaratan yang ditetapkan pemilik blog ini. Jika tidak menyetujuinya, Anda disarankan untuk tidak menggunakan situs ini. Cek "disclaimer" untuk selengkapnya